• Orang Papua Minoritas dalam Air New Guinea ke Port Moresby

    Cukup menarik dan saya akhirnya menyadarkan diri bahwa memang jumlah orang Melanesia tidak dapat disamakan dengan total penduduk Jawa. Total orang Melanesia kurang lebih 25 juta kalau dibandingkan dengan penduduk Jawa lebih dari seratus juta lebih.

  • Kalau ke Denpasar Bali Jangan pakai Supir Bandara Tanpa Counter

    Saya sebenarnya sudah harus tahu hal ini, saya tidak boleh atau harus menghindari sekuat tenaga dalam yang saya miliki untuk tidak mengambil sopir yang pura-pura pakai identitas asli sopir bandara dan meminta langsung dia bawa tanpa menyebut harga atau sebelum negosiasi apa-apa.

  • Booking Group 10 Orang ke Atas di papua.click

    Di Papua.click tersedia fasilitas booking dalam kelompok, terdiri dari 10 orang ke atas.

  • Pengalaman Terbang Denpasar ke Port Vila Vanuatu

    Pengalaman saya terbang dari Denpasar Bali ke Port Vila Vanuatu penting saya bagikan karena pafa saat saya berangkat saya bawa dua botol minyak Yawy atau dipanggil dalam bahasa Indonesia sebagai buah merah.

  • Layanan PAPUA.click

    Guna mempermuda perjalanan anda ke mana saja di seluruh manca negara, papua.click hadi kehadapan anda, menawarkan paket tiket pesawat murah serta berbagai fasilitas perjalanan lainnya. papua.click juga menyediakan layanan pembelian pulsa dan berbagai layanan lainnya. Untuk selengkapnya silahkan kunjungi website kami di http://papua.click/

Yosua Pahabol Pemain Sepak Bola asal Yahukimo

Yosua Pahabol adalah seorang pemain sepak bola asal Yahukimo, Papua, yang lahir pada 7 November 1993. la dikenal sebagai penyerang lincah yang pernah memperkuat beberapa klub di Indonesia serta tampil untuk tim nasional U-21.

Awal Karier dan Klub Profesional

Karier sepak bola Yosua dimulai di klub pemuda PS Sparta pada tahun 2007. la kemudian bergabung dengan Persiwa Wamena U-21 pada 2008, sebelum naik ke tim senior Persiwa Wamena dan bermain di sana hingga 2010. Setelah itu, Yosua melanjutkan kariernya bersama Semen Padang dari 2011 hingga 2013. Pada tahun 2013, ia bergabung dengan Barito Putera dan bermain di sana hingga 2014.

Pada tahun 2017, Yosua menandatangani kontrak dengan Persiraja Banda Aceh untuk putaran kedua Liga 2 Indonesia. la diperkenalkan secara resmi oleh presiden klub dan diberikan nomor punggung 10.

Karier Internasional

Yosua Pahabol juga pernah memperkuat tim nasional Indonesia U-21. Salah satu penampilan internasionalnya yang tercatat adalah pada 4 Maret 2012, saat Indonesia U-21 menghadapi Filipina U-21 dalam ajang Hassanal Bolkiah Trophy.

Posisi dan Gaya Bermain

Yosua dikenal sebagai penyerang yang lincah dan memiliki kecepatan. Dengan tinggi badan 1,72 meter, ia sering ditempatkan sebagai penyerang sayap kanan maupun kiri.

Status Terakhir

Menurut data terakhir, Yosua Pahabol belum terikat kontrak dengan klub mana pun sejak 1 Januari 2019. Klub terakhir yang ia bela adalah Persiraja Banda Aceh.
Share:

John Pakage dan Boaz Solossa Berjumpa di Pesawat: Ini Wawancara Mereka

Saya masih ingat perjalanan dari Jakarta menuju Jayapura dengan pesawat. Saya duduk di bangku ekonomi, memesan tempat duduk beberapa minggu sebelumnya untuk memastikan saya bisa menikmati perjalanan dengan nyaman. Saat saya memasuki kabin, saya melihat seorang pria tampan dengan senyum cerah duduk di sebelah saya. Saya tidak percaya mata saya ketika saya menyadari bahwa itu adalah Boas Salossa, legenda sepakbola Indonesia yang paling top.

Saya merasa seperti sedang bermimpi. Bagaimana mungkin saya bisa duduk di sebelah idola saya? Saya mencoba untuk tidak terlalu bersemangat, tapi saya tidak bisa menyembunyikan rasa penasaran saya. Saya memperkenalkan diri saya sebagai penulis dan Boas menyambut saya dengan hangat.

Selama perjalanan, kami banyak berbicara tentang sepakbola, kehidupan, dan pengalaman. Boas menceritakan tentang perjalanan karirnya, dari awal hingga menjadi salah satu pemain terbaik di Indonesia. Saya mendengarkan dengan saksama, mencoba untuk tidak melewatkan satu kata pun.

"Bagaimana kamu bisa menjadi pemain sepakbola profesional?" saya bertanya.

Boas tersenyum dan menjawab, "Saya mulai bermain sepakbola sejak saya masih kecil. Saya tumbuh di Papua, dan sepakbola adalah bagian dari kehidupan saya. Saya berlatih keras dan berusaha untuk menjadi yang terbaik."

Saya terkesan dengan dedikasi dan kerja keras Boas. Saya bertanya lagi, "Apa yang membuat kamu memilih Persipura Jayapura sebagai klub pertama kamu?"

Boas menjawab, "Saya memilih Persipura Jayapura karena saya ingin bermain untuk tim yang memiliki sejarah dan tradisi yang kuat. Saya ingin menjadi bagian dari tim yang dapat membuat saya tumbuh sebagai pemain dan membantu tim mencapai kesuksesan."

Saya mendengarkan dengan penuh minat, mencoba untuk memahami apa yang membuat Boas menjadi salah satu pemain terbaik di Indonesia. Boas menceritakan tentang pengalamannya bermain untuk Persipura Jayapura, tentang kesulitan dan kesuksesannya.

"Apa yang kamu rasakan ketika kamu bermain untuk tim nasional?" saya bertanya.

Boas menjawab, "Saya merasa sangat bangga ketika saya bermain untuk tim nasional. Saya mewakili negara saya dan berusaha untuk membuat negara saya bangga. Saya berlatih keras dan berusaha untuk menjadi yang terbaik agar saya dapat membantu tim nasional mencapai kesuksesan."

Saya terkesan dengan semangat dan dedikasi Boas. Saya menyadari bahwa Boas bukan hanya seorang pemain sepakbola yang hebat, tetapi juga seorang yang memiliki semangat dan dedikasi yang kuat.

Ketika pesawat mendarat di Jayapura, saya merasa seperti baru saja memulai percakapan. Saya tidak ingin pertemuan ini berakhir, tapi saya tahu bahwa kami harus berpisah. Saya berterima kasih kepada Boas atas waktu dan kesediaannya berbicara dengan saya.

Pertemuan dengan Boas Salossa adalah pengalaman yang tidak akan pernah saya lupakan. Saya merasa seperti telah belajar banyak tentang sepakbola dan kehidupan dari seseorang yang benar-benar hebat. Saya berharap suatu hari nanti bisa bertemu dengannya lagi dan mendengar lebih banyak tentang pengalamannya.

Saya meninggalkan pesawat dengan perasaan yang sangat positif. Saya merasa seperti telah menemukan inspirasi baru untuk menulis tentang sepakbola dan kehidupan. Saya berharap dapat membagikan cerita ini kepada banyak orang dan menginspirasi mereka untuk mengejar impian mereka.

Saya merasa seperti telah menemukan sedikit dari kekuatan itu dalam diri Boas Salossa, seorang pemain sepakbola yang hebat dan seorang yang memiliki semangat dan dedikasi yang kuat.

By John pakage 
#SemuaOrang
#AlgoritmaMeta
#Persipura
#SepakBola
#BoasSalossa
Share:

Ricky Cawor Pemain Sepak Bola asal Maroke

Ricky Cawor, seorang pemain sepak bola profesional asal Merauke, telah membuktikan dirinya sebagai salah satu talenta sepak bola terbaik di Indonesia. Lahir di Merauke pada 26 Januari 1998, Ricky menunjukkan bakatnya sejak awal karirnya. Dengan kemampuan dan dedikasinya, ia telah mencapai puncak karirnya sebagai pemain sepak bola profesional.

Puncak karir Ricky datang saat ia menjadi top skorer pada PON 2021 di Papua dengan mencetak 11 gol, membawa tim sepak bola PON Papua menjadi juara. Prestasi ini menunjukkan kemampuan dan dedikasinya dalam sepak bola. Ia menjadi contoh bagi para pemain sepak bola muda di Papua dan Indonesia, membuktikan bahwa dengan kerja keras dan dedikasi, seseorang dapat mencapai kesuksesan dalam karir sepak bolanya.

Saat ini, Ricky bermain untuk klub PSS Sleman di Liga 1, menunjukkan bahwa ia telah mencapai level tertinggi dalam karir sepak bolanya. Ia menjadi salah satu pemain kunci tim PSS Sleman, dengan kemampuan dan pengalamannya yang luas. Ricky juga telah menunjukkan kemampuan adaptasinya dalam berbagai situasi dan kondisi, membuatnya menjadi pemain yang sangat berharga bagi timnya.

Sebelumnya, Ricky juga pernah dibidik oleh klub PSM Makassar, menunjukkan minat besar dari klub-klub lain untuk merekrutnya. Hal ini membuktikan bahwa Ricky memiliki potensi besar dan kemampuan yang sangat baik dalam sepak bola. Ricky juga memiliki pengalaman bermain di Persipura Jayapura, salah satu klub terbesar di Papua, yang telah membantu meningkatkan kemampuan dan pengalamannya dalam sepak bola.

Dengan kemampuan dan prestasinya, Ricky Cawor menjadi salah satu pemain sepak bola terbaik di Indonesia, dan kita dapat menantikan prestasinya di masa depan. Ricky Cawor juga menjadi inspirasi bagi masyarakat Papua dan Indonesia, menunjukkan bahwa dengan kerja keras dan dedikasi, seseorang dapat mencapai kesuksesan dalam bidang apa pun. Ia menjadi contoh bagi para pemain sepak bola muda untuk terus berlatih dan meningkatkan kemampuan mereka, serta untuk tidak menyerah dalam mencapai tujuan mereka.

Ricky Cawor juga telah membuktikan bahwa dengan kemampuan dan dedikasinya, seseorang dapat mencapai kesuksesan dan menjadi contoh bagi orang lain. Ia telah menunjukkan bahwa sepak bola bukan hanya tentang bakat, tetapi juga tentang kerja keras dan dedikasi. Dengan demikian, Ricky Cawor tidak hanya menjadi pemain sepak bola profesional yang sukses, tetapi juga menjadi inspirasi bagi banyak orang.

Dalam karirnya, Ricky Cawor telah menunjukkan kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan baru dan meningkatkan kemampuan dirinya. Ia juga telah membuktikan bahwa dengan kerja keras dan dedikasi, seseorang dapat mencapai kesuksesan dalam bidang apa pun. Ricky Cawor menjadi contoh bagi para pemain sepak bola muda dan masyarakat Papua dan Indonesia, menunjukkan bahwa dengan kemampuan dan dedikasi, seseorang dapat mencapai kesuksesan dan menjadi contoh bagi orang lain.

Dengan prestasinya yang gemilang dan kemampuan yang luar biasa, Ricky Cawor akan terus menjadi salah satu pemain sepak bola terbaik di Indonesia. Ia akan terus menjadi inspirasi bagi banyak orang dan membuktikan bahwa dengan kemampuan dan dedikasinya, seseorang dapat mencapai kesuksesan dan menjadi contoh bagi orang lain.

By John pakage 

#RickyCawor
#PemainSepakBolaPapua
#PSSleman
#Liga1Indonesia
#Algoritma
#Persipura
Share:

Boaz Theofilus Erwin Solossa, lahir pada 16 Maret 1986 di Sorong, Papua Barat

Boaz Theofilus Erwin Solossa, lahir pada 16 Maret 1986 di Sorong, Papua Barat, adalah salah satu ikon sepak bola Indonesia yang dikenal karena loyalitas dan kontribusinya yang luar biasa di lapangan hijau. Kariernya mencerminkan dedikasi dan kecintaannya terhadap sepak bola, khususnya terhadap klub Persipura Jayapura dan Tim Nasional Indonesia.

Boaz berasal dari keluarga dengan tradisi sepak bola yang kuat. Ayahnya, almarhum Christopher Solossa, adalah pemain sepak bola amatir di Sorong, dan beberapa saudaranya juga berkarier sebagai pesepak bola profesional.

Meskipun awalnya tidak mendapatkan restu dari keluarganya untuk meniti karier sebagai pesepak bola profesional, Boaz tetap mengejar mimpinya dan membuktikan kemampuannya di
lapangan.

Boaz memulai karier juniornya dengan bermain di klub amatir PS Putra Yohan pada tahun 1999 hingga 2000, kemudian pindah ke Perseru Serui dari tahun 2000 hingga 2001. Bakatnya terlihat saat dia dipanggil untuk bergabung dengan Tim PON Papua dalam Pekan Olahraga Nasional ke-16 di Indonesia. Saat itu, dia baru berusia 17 tahun. Bakatnya akhirnya dilihat oleh Peter Withe, pelatih Tim Nasional Indonesia saat itu, dan membawanya ke Piala Tiger 2004 ketika dia berusia 18 tahun.

Karier Profesional di Persipura Jayapura

Boaz menandatangani kontrak profesional pertamanya dengan Persipura Jayapura pada tahun 2005.

Sejak saat itu, ia menjadi pemain paling berpengaruh di klub tersebut dan bahkan menjabat sebagai kapten tim setelah kepergian Eduard Ivakdalam. Hingga 10 Agustus, Boaz mencetak 207 gol dari 311 pertandingan resmi bersama Persipura, menjadikannya pencetak gol terbanyak sepanjang masa klub tersebut.

la juga membawa Persipura meraih gelar juara liga tertinggi Indonesia sebanyak empat kali pada musim 2005, 2009, 2011, dan 2013.

Boaz dikenal karena loyalitasnya, menolak tawaran dari klub rival meskipun dengan gaji yang lebih tinggi, karena menganggap Persipura sebagai rumah keduanya. Namun, pada Juli 2021, Boaz dan rekannya Yustinus Pae dilepas oleh Persipura karena masalah disiplin.

Kontribusi di Tim Nasional Indonesia

Boaz menjadi bagian penting dari Tim Nasional Indonesia sejak debutnya pada tahun 2004. la tampil gemilang di Piala AFF 2004, membantu Indonesia mencapai final. Boaz mencatatkan 50 caps dan mencetak 13 gol untuk timnas, menjadikannya salah satu pemain Papua dengan penampilan terbanyak di level internasional. (WIKIPEDIA)

Setelah kegagalan Timnas Indonesia di Piala AFF 2016, Boaz mengumumkan niatnya untuk pensiun dari tim nasional, memberikan kesempatan kepada pemain muda dan mengakui keunggulan tim lain di kawasan tersebut.

Perjalanan Karier Setelah Persipura

Setelah lebih dari satu dekade bersama Persipura, Boaz sempat bergabung dengan Borneo FC dan PSS Sleman. Namun, pada tahun 2022, ia kembali ke Persipura sebelum akhirnya bergabung dengan Persewar Waropen di Liga 2. Meskipun bermain di kasta kedua, Boaz tetap menunjukkan dedikasinya terhadap sepak bola dan menjadi panutan bagi pemain muda.

Boaz Solossa dikenal tidak hanya karena prestasinya di lapangan, tetapi juga karena loyalitas dan dedikasinya terhadap klub dan negara. la menjadi inspirasi bagi banyak pemain muda, khususnya dari Papua, untuk mengejar karier di sepak bola profesional.

Warisan yang ditinggalkannya akan terus dikenang sebagai salah satu yang terbaik dalam sejarah sepak bola Indonesia.
Share:

SUKU BYAK NUMFOR DAN MPUR adalah SUKU DI TANAH PAPUA YANG PERTAMA MENGENAL SEPAK BOLA

Dalam Tahun 1917 ketika Zendeling Franzs johannes Frederik van Hasselt membuka sekolah guru pertama di Mansinam ( CVO Civil Volks School Onderwijzer ) maka sepak bola dimasukan dalam kurikulum dan dilanjutkan oleh Izaak Samuel Kijne ketika datang di Mansinam Tahun 1923, pindah ke Miei 1925 dan mulai membangun sepak bola dari kampus Mansinam, Miei, Korido, Tarau, Serui Laut, Biak, Kampus Fakfak, Kaimana, Kokas, Inanwatan, Teminabuan, Doom, Sorong, Raja Ampat, Sarmi, Tanah Merah, Genyem, Sentani, Yoka, Hollandia, Ifar Gunung, Kota Raja, Merauke hingga ke Kokonao dan Lembah Baliem dalam tahun ( 1925 - 1963 ).

Johan Ariks sebagai salah satu Anak Papua yang diutus oleh Kijne dan Van Hasselt bersekolah di Depok ( Kompleks BPK Gunung Mulia dan Universitas Indonesia sekarang di Jakarta ) di Kweek School Johan Ariks menjadi idola ketika bermain bola, bernyanyi atau memainkan alat musim trompet ( dia adalah gurunya ), termasuk beberapa anak Doreri Byak yang pernah bersekolah di Depok dan Halmahera ( Petrus Kafiar, Timotius Awendu, Manyosi Kiambo, Wellem Rumbobiar, Piet Rumsayor, Paulus Rumbekwan, Karel Koibur, Yason Sarawan, Sem Ajamiseba, Yosep Rumbruren, Yakob Rumfabe, Frans Rumadas cs ).

Suku Mpur lahirkan seorang, JOHAN ARIKS, ONA ARIKS hingga RONNY WABIA tetapi juga bukan hari ini PSBS BIAK muncul dengan NAPI BONGKAR lalu kita kaget ..trada kaaahhhh ( Orang Byak so main bola di Zaman Belanda, lihat foto di bawah ini, Residen harus terbang dari Hollandia ke Biak menyaksikan BON Gelvinkbai melawan Marinir di kapal Karel Doorman dan Samauw KBS, Angkatan Udara di Burokuw dan beberapa Pegawai Pemerintah Hindia Belanda di Nicacamp ( kita mendengar nama seperti Amandus Mansnembra, Alberth Mandosir, Tuan Warikar, Tuan Wakum, hingga tuan Mirino yang anaknya Sergia Mirino pernah bermain di Ajax Amsterdaam atau Tuan Rumbiak di Belanda yang lahirkan Lodewijk Rumbiak yang pernah bermain di Liga Jerman dan Belanda foto paling kanan bawah )

Coba cek di seluruh kesebalasan terkenal di Tanah Papua pasti ada ANAK BIAK yang bermain di sana ( era Persipura, Mandala Jaya dan Perseman di tahun 1970-an hingga 1980-an ... Pdt. Mesak Koibur yang kase berdiri Persipura karena pesan Kijne yang ada za tulis paling bawah )... Hengky Rumere, Timo Kapisa, Robby Binur, Marthen Burwos cs hingga generasi Maks Krey, Leo Kapisa, Aris Kapisa, Pilemon Kapisa, Jhon Mambrasar, Onna Ariks, Tuan Rumadas/goal keeper Perseman, Demy Rumaikeuw, Panus Korwa, Rudolf Padwa, Yulius Woof, Klemens Rumere, Ely Rumaropen, Yakobus Rumsayor cs Generasi 1990-an Chrisleo Yarangga, Fernando Fairyo, Theo Awom, Plato Wanma, Abner Wanma, Ruben Rumbrawer, Esau Rumfabe cs dan hari ini Lukas Mandowen, Ronaldo Wanma, Friska Womsiwor, Ruben Sanadi, Ramai Rumakiek, Kelly Sroyer cs 

JADI sepak bola thu jangan disamakan dengan Politik sebab Kijne bilang sepak bola thu ibarat PERANG selama 90 menit atau ditambah 2 X 15 menit ... pasti ada yang kalah  dan menang, ada yang menangis, berkelahi sesudah itu BERDAMAI ... KALAU MAU COBA ke POLITIK nanti seperti apa yang hari ini PERSIPURA alami atau SUKU BYAK dan MALUKU alami ... ORANG BIAK NUMFOR dan AMBON thu main bola dimana-mana bahkan di dunia, Raimond Hattu, Rocky Puttiray cs di PSSI... Ambon banyak yang main di Timnas Belanda era Simon Tahamata, Barnabas Latuheru, Sonny Siloy, Giovanny van Bronchoost hingga hari ini ada 1 anak Maluku di Timnas Belanda masih muda lagi ( pemain AC Milan ) malam ini lawan Irlandia Pra Piala Eropa ... TAPI 2 Suku ini hanya jago di orang pun tanah air sedangkan sepak bola di kampung halamannya tra pernah maju - maju adhooo NYONG DENG NAPI EE parahhh !

Coba lihat kenapa saham dari Perseman dijual ke Persibo Bojonegoro, Perseru ke Badak Lampung, Persiram Raja Ampat dan Persiwa Wamena ke mana dijual ?????

Hari ini Persipura bikin saswar dekat juru kunci Liga 2, makanya Persewar Waropen dan PSBS Biak harus berjuang untuk kase kita angkat muka pun harga diri di sepak bola SEPERTI yang pernah PERSIDAFON lakukan untuk selamatkan PERSIPURA di tahun 1994-1995 ( waktu itu PSSI pusing sebab Distrik Sentani punya kesebelasan goyang NKRI ... Alan Deda, Frits Yom, Pace Toraja Ezrom Batorinding, Dai Herman Tata, Napi Agus Kiam, Plato Wanma dong jadi Yauw terpaksa harus atur skor biar Persipura slamat waktu itu ! sebab orang Papua sama seperti orang Brasil ( dia sudah main bola ketika dalam kandungan ibunya.. tra percaya coba tanya keret PAHABOL di Wamena ... PAHABOL artinya PAHA BOLA ( nonton Persipura lawan Club Santos Brassil lihat Pahabol kase bola dicela kaki baru goreng bek Brasil dan Boaz Salossa bikin gol dan kode pake tangan thu ? atau Bambang Pamungkas cungkil bola dan Boaz lari lewat bek Uruguay yang sulit dilewati Arjen Robben di Piala Dunia 2010 Afrika Selatan, gol Chris Yarangga PON XIII mirip Marco van Basten Final Piala Eropa 1988 dengan canon ballnya, atau Leo Kapisa lari pulang bek Inggris dong tahun 1985 ketika Mandala Jaya lawan Timnas Inggris Persiapan Piala Dunia Mexico tahun 1986 Garry Lineker, Jhon Barnes, Petter Shilton cs, atau Yakobus Mobilala pun tendangan bikin dong bawa lari penjaga gawang PSMS Medan ke rumah sakit,.. Adolf Kabo pun kaki kiri seperti Diego Maradona ... Ishak fatari menari dengan bola...bohhh makan puji sampee ya tapi itulah realita dan sepak bola adalah harga diri BANGSA PAPUA ... Kijne bilang HANYA SEPAK BOLA DAN BERNYANYI YANG DAPAT 
Kijne tidak bilang orang Papua main bulu tangkis supaya seperti Rudy Hartono, Susi Susanti, Rex Mainakics, atau main tinju supaya sama dengan Manisrai Paquwaoy, Elias Pical, Kijne bilang au raja lintasan seperti Ben Jhonson, Mardi lestari dan Milek Ayami, Anes Raubaba, Jhon Muray, Lucky Rum, Melly Mofu cs .. atau Dai dan ompai yang lari lewat angin seperti Milek Ayami dan Edu Wetebossy ...trada ..KIJNE bilang main.
Share:

Terens Puhiri, Pemain Persipura Jayapura


Nama Terens mulai dikenal luas pada Oktober 2017 ketika sebuah rekaman video yang menampilkan akselerasi larinya yang menakjubkan saat mencetak gol ke gawang Mitra Kukar menjadi viral.
Banyak media internasional yang memuji kecepatan larinya, bahkan menjulukinya sebagai salah satu pemain sepak bola tercepat di dunia.
WIKIPEDIA
Karier Internasional
Pada tingkat internasional, Terens pertama kali dipanggil untuk memperkuat Tim Nasional Indonesia U-16 pada kualifikasi Kejuaraan AFC U-16 2012 di Thailand. la mencatat debutnya pada 12 September 2011 dalam kemenangan 4-1 melawan Myanmar U-16, di mana ia juga mencetak gol pertamanya pada menit ke-8.
Pada Januari 2022, Terens mendapat panggilan untuk bergabung dengan Tim Nasional Indonesia dalam pertandingan persahabatan di Bali. la melakukan debut seniornya pada 27 Januari 2022 dalam kemenangan 4-1 melawan Timor Leste. Beberapa hari kemudian, pada 30 Januari 2022, ia mencetak gol internasional pertamanya dalam kemenangan 3-0 atas Timor Leste.
WIKIPEDIA
Statistik Karier
Hingga Januari 2025, Terens telah tampil dalam 205 pertandingan liga bersama Borneo FC Samarinda dan mencetak 31 gol. Selama masa peminjamannya di Port FC pada tahun 2018, ia tampil dalam 11 pertandingan liga. Di level internasional, ia telah mencatat 2 penampilan dan mencetak 1 gol untuk Tim Nasional Indonesia.
Penghargaan
• Klub:
• Borneo FC Samarinda: Runner-up Piala Presiden 2017.
SOCCERWAY
• Individu:
• Masuk dalam Tim Terbaik Liga 1 musim 2019 sebagai pemain pengganti.
WIKIPEDIA
Perjalanan karier Terens Puhiri menunjukkan dedikasi dan kerja kerasnya dalam dunia sepak bola, menjadikannya salah satu talenta berbakat yang dimiliki Indonesia.
Share:

Stevie Glory Melianus Bonsapia

Stevie Glory Melianus Bonsapia, lahir pada 10 Mei 1988 di Jayapura, adalah mantan pemain sepak bola Indonesia yang berposisi sebagai gelandang. Karier sepak bolanya dimulai di Persipura Jayapura pada tahun 2006, di mana ia bermain hingga 2013. Selama periode tersebut, Stevie turut membantu Persipura meraih dua gelar Indonesia Super League (ISL) pada musim 2008-2009 dan 2010-2011. (BOLA.NET)

Setelah meninggalkan Persipura, Stevie melanjutkan kariernya di beberapa klub Indonesia. Pada tahun 2013, ia bergabung dengan Persiram Raja Ampat, mencatatkan 12 penampilan. Kemudian, pada tahun yang sama, ia pindah ke Perseru Serui dan tampil dalam 4 pertandingan. Pada tahun 2014, Stevie bermain untuk Semen Padang dengan 2 penampilan, sebelum akhirnya bergabung dengan Persiba Bantul pada tahun yang sama, di mana ia mencatatkan 5 penampilan. (WIKIPEDIA)

Di tingkat internasional, Stevie pernah memperkuat tim nasional Indonesia U-23 antara tahun 2009 hingga 2011, dengan catatan 4 penampilan dan 2 gol. la turut berpartisipasi dalam SEA Games 2009 dan berhasil mencetak gol dalam pertandingan melawan Singapura dan Myanmar. Pada SEA Games 2011, Stevie bersama timnas U-23 Indonesia meraih medali perak. Selain itu, ia juga sempat tampil sekali untuk tim nasional senior Indonesia pada tahun 2013.(BOLA NET)

Setelah pensiun dari sepak bola profesional pada tahun 2014, Stevie beralih profesi menjadi karyawan di Bank Papua, bekerja di Divisi Manajemen Modal Manusia (SDM). Meskipun telah meninggalkan dunia sepak bola profesional, Stevie berencana untuk mengambil lisensi kepelatihan AFC dan memulai karier sebagai pelatih di Sekolah Sepak Bola (SSB).(INDOSPORT.COM)
Share:

Ricky Kayame

Ricky Kayame adalah seorang pemain sepak bola profesional Indonesia yang lahir pada 21 September 1993 di Nabire, Papua. la dikenal sebagai penyerang lincah dengan posisi utama sebagai sayap kanan.

BOLA.NET

TRANSFER SEPAKBOLA

Karier Klub:

• Persipura Jayapura (2013-2017):

Ricky memulai karier profesionalnya bersama Persipura Jayapura pada Oktober 2012 setelah lolos seleksi talenta lokal. Debutnya terjadi pada 3 Juli 2013 melawan Persidafon Dafonsoro, di mana ia mencetak dua gol dalam kemenangan 8-1. Selama periode ini, Ricky tampil dalam 46 pertandingan liga dan mencetak 8 gol.

• Persib Bandung (2016, pinjaman):

Pada tahun 2016, Ricky dipinjamkan ke Persib Bandung, di mana ia bermain dalam 7 pertandingan dan mencetak 2 gol.

BOLA NET

• Persebaya Surabaya (2017-2019): Setelah masa pinjamannya, Ricky bergabung dengan Persebaya Surabaya. la berkontribusi dalam 28 pertandingan liga dengan mencetak 4 gol dan membantu Persebaya meraih gelar juara Liga 2 pada tahun 2017.

• Arema FC (2019-2020): Ricky kemudian pindah ke Arema FC, di mana ia tampil dalam 33 pertandingan dan mencetak 5 gol. Bersama Arema, ia memenangkan Piala Presiden 2019 dan menjadi pencetak gol terbanyak bersama dalam turnamen tersebut.

• Persita Tangerang (2020-2021): Pada musim 2020, Ricky bergabung dengan Persita Tangerang, namun hanya tampil dalam 3 pertandingan tanpa mencetak gol.

WIKIPEDIA ID

• Kembali ke Persipura Jayapura (2021-2022): Ricky kembali ke Persipura Jayapura pada tahun 2021 dan bermain dalam 10 pertandingan, mencetak 2 gol.

FLASHSCORE

• Persewar Waropen (2022-2023):

Setelah itu, ia bergabung dengan Persewar Waropen, meskipun tidak mencatatkan penampilan selama periode ini.

FLASHSCORE

• Persipura Jayapura (2023-2024):

Ricky kembali lagi ke Persipura Jayapura pada tahun 2023 dan tampil dalam 6 pertandingan.

• Persipani Paniai (2024-sekarang):

Sejak Desember 2024, Ricky bergabung dengan klub Persipani Paniai.

WIKIPEDIA

Karier Internasional:

Pada tahun 2013, Ricky mewakili Tim Nasional Indonesia U-23 dalam 3 pertandingan dan mencetak 1 gol.

WIKIPEDIA

Prestasi:

• Persipura Jayapura:

• Juara Indonesia Super League: 2013.

WIKIPEDIA

• Juara Indonesia Soccer Championship A: 2016.

• Persebaya Surabaya:

• Juara Liga 2: 2017.

WIKIPEDIA

• Arema FC:

• Juara Piala Presiden: 2019.

TRANSFER SEPAKBOLA

• Top Skor Piala Presiden: 2019 (bersama).

Ricky Kayame dikenal karena kontribusinya yang signifikan di berbagai klub Indonesia, terutama dalam membantu tim meraih gelar juara dan prestasi individu sebagai pencetak gol.
Share:

Ricky Kambuaya: Gelandang Papua yang Rendah Hati dan Penuh Perjuangan

Ricky Kambuaya adalah salah satu pemain sepak bola berbakat yang berasal dari Papua. Sebagai bagian dari Tim Nasional Indonesia, ia telah menunjukkan kemampuan luar biasa di lapangan hijau. Kecepatan, kelincahan, dan visi permainannya membuatnya menjadi andalan bagi tim Garuda.

Saat ini, Ricky berperan sebagai gelandang Timnas Indonesia dan baru-baru ini menjadi sorotan karena aksi-aksinya yang luar biasa di lapangan. Ia mampu memberikan umpan-umpan trik yang cerdas, meskipun tidak semuanya berujung gol. Namun, aksi-aksinya membuktikan bahwa ia adalah gelandang kreatif yang mampu membangun serangan berbahaya bagi tim.

Keberhasilan Ricky di lapangan bukanlah hasil instan. Ia telah bekerja keras untuk mencapai levelnya saat ini, bersaing dengan para pemain naturalisasi yang memperkuat Timnas. Dengan semangat pantang menyerah dan etos kerja tinggi, Ricky terus membuktikan bahwa pemain lokal juga memiliki kualitas yang bisa diandalkan.

Namun, di balik segala prestasinya, Ricky tetap menjadi sosok yang sederhana dan rendah hati. Saat tidak bermain sepak bola, ia mengisi waktu luangnya dengan berkebun dan berolahraga di kampung halamannya. Latihan fisik yang ia jalani tidak hanya terbatas di lapangan, tetapi juga melalui aktivitas alami seperti berlari naik turun gunung di desanya. Selain menjaga kebugaran, Ricky juga senang bekerja di kebun dan membantu keluarganya, menunjukkan kecintaannya pada tanah kelahirannya.

Ricky Kambuaya adalah contoh nyata bahwa kerja keras dan ketekunan dapat membawa seseorang menuju kesuksesan. Namun, yang membuatnya semakin dihormati bukan hanya kemampuannya di lapangan, tetapi juga sikap rendah hati dan rasa cintanya terhadap kampung halaman. Dengan bakat dan kerja kerasnya, Ricky berpotensi menjadi salah satu gelandang terbaik yang pernah dimiliki Indonesia.

#RickyKambuaya #PapuaBrazilnyaIndonesia #TalentaPapua #GarudaDiDada #SepakBolaIndonesia #MimpiAnakBangsa #BanggaPapua #SemangatGaruda #TimnasIndonesia #fyp #fbpro #foto
Share:

Flashback ketika Boaz Solossa dituduh tidak nasionalis

Flashback ketika Boaz Solossa dituduh tidak nasionalis karena menolak panggilan Timnas demi pemulihan cederanya yang belum sembuh total.

Dirinya menampik fitnah tersebut dengan mengatakan "Apa yang terjadi ini (cedera parah) membuktikan saya akan selalu total kalau dipercaya main untuk timnas. Jangan pernah mengatakan saya tak nasionalis," kata Boaz saat menjalani pemulihan cedera pada 2007.

"Saya pernah patah kaki 2 kali saat membela negara ini." Sambungnya.

Setelah kejadian tersebut beberapa tahun selanjutnya Boaz Solossa kembali dipanggil Timnas dan menjalani masa masa akhirnya bersama Timnas di Piala AFF.
Share:

Nelson Alom, Pemain Persipura

Nelson Alom, lahir pada 27 Oktober 1990 di Beoga, Kabupaten Puncak, Papua, adalah seorang gelandang bertahan yang dikenal atas dedikasinya dan kontribusinya dalam sepak bola Indonesia.

Awal Karier


Nelson memulai karier sepak bolanya di Sekolah Sepak Bola (SSB) Emsyk di Waena. Ia kemudian bermain untuk tim Pekan Olahraga Nasional (PON) Papua pada periode 2010–2012. Performa impresifnya membawanya ke Persipura Jayapura junior sejak 2007 hingga 2012, sebelum akhirnya dipromosikan ke tim senior pada tahun 2012.

Karier Profesional

Persipura Jayapura (2012–2017): Nelson menjadi bagian integral dari lini tengah Persipura. Pada final Liga Super Indonesia 2014, meski gagal mengeksekusi penalti yang berujung pada kekalahan timnya, ia bangkit dan berperan penting dalam meraih gelar juara Torabika Soccer Championship 2016.
Persebaya Surabaya (2018): Pada Desember 2017, Nelson memutuskan untuk mencari tantangan baru dengan bergabung ke Persebaya Surabaya. Sayangnya, cedera serius memaksanya absen panjang dan menjalani operasi pemasangan implan pada tulang rawan lutut. Akibatnya, ia memutuskan mundur sementara dari Persebaya untuk fokus pada pemulihan.
Kembali ke Persipura Jayapura (2021): Setelah berpetualang di Pulau Jawa, Nelson kembali ke Persipura pada Maret 2021. Kepulangannya disambut hangat oleh manajemen dan pelatih Jacksen Tiago, yang mempersiapkan tim untuk ajang Piala AFC.
PSBS Biak (2025): Pada tahun 2025, Nelson bergabung dengan PSBS Biak. Kedatangannya diharapkan dapat membawa pengalaman dan stabilitas di lini tengah tim tersebut.

Karier Internasional

Nelson mendapatkan panggilan untuk memperkuat tim nasional Indonesia di bawah asuhan Luis Milla pada tahun 2018. Pemanggilan ini menjadi bukti pengakuan atas performanya yang konsisten dan kemampuannya dalam menjaga keseimbangan lini tengah.
Dengan perjalanan karier yang penuh liku dan dedikasi tinggi, Nelson Alom terus menunjukkan semangat dan kontribusinya dalam dunia sepak bola Indonesia.
Share:

Patrich Steve Wanggai, lahir pada 27 Juni 1988 di Nabire

Patrich Steve Wanggai, lahir pada 27 Juni 1988 di Nabire, Indonesia, adalah seorang penyerang sepak bola profesional yang dikenal karena kontribusinya di berbagai klub Indonesia serta kiprahnya di tim nasional.

Karier Awal

Patrich memulai perjalanan sepak bolanya dengan bergabung di Persewon Wondama dan Perseman Manokwari. Pada tahun 2009, ia memulai karier profesionalnya bersama Persidafon Dafonsoro, bermain bersama kakaknya, Izaac Wanggai. 

Karier Klub

1. Persipura Jayapura (2012)
Setelah tiga musim bersama Persidafon, Patrich bergabung dengan Persipura Jayapura pada tahun 2012.

2. T-Team (2014)
Pada tahun 2014, Patrich mencoba peruntungan di luar negeri dengan bergabung ke T-Team di Malaysia.

3. Sriwijaya FC (2014–2015)
Setelah kembali ke Indonesia, ia menandatangani kontrak dengan Sriwijaya FC pada November 2014.

4. Karketu Dili (2016)
Pada awal 2016, saat liga Indonesia ditangguhkan, Patrich bergabung dengan Karketu Dili di Timor Leste dan menjadi pencetak gol terbanyak liga dengan 10 gol, membawa klub tersebut finis sebagai runner-up musim itu.

5. Madura United (2016)
Pada Agustus 2016, Patrich kembali ke Indonesia dan bergabung dengan Madura United.

6. Borneo FC (2017)
Pada tahun 2017, ia menandatangani kontrak dengan Borneo FC dan mencetak gol pertamanya melawan Persib Bandung pada 8 November 2017.

7. Sriwijaya FC (2018)
Patrich kembali ke Sriwijaya FC pada Januari 2018 dan mencetak gol pertamanya musim itu melawan Bhayangkara FC.

8. Persib Bandung (2018)
Setelah dilepas oleh Sriwijaya FC, Persib Bandung merekrut Patrich pada paruh musim 2018.

9. Kalteng Putra (2019)
Pada tahun 2019, Patrich bergabung dengan Kalteng Putra dan mencetak tujuh gol dalam 27 penampilan liga.

10. Persebaya Surabaya (2020)
Ia menandatangani kontrak dengan Persebaya Surabaya untuk musim 2020, namun musim tersebut dibatalkan karena pandemi COVID-19.

11. PSM Makassar (2021)
Pada tahun 2021, Patrich bergabung dengan PSM Makassar untuk Piala Menpora 2021.

12. RANS Cilegon (2021)
Kemudian, ia menandatangani kontrak dengan RANS Cilegon FC dan melakukan debut liga pada 28 September 2021 melawan Dewa United.

13. Sulut United (2021)
Pada 5 November 2021, Patrich pindah ke Sulut United dan mencetak gol pertamanya pada 10 November 2021 melawan Mitra Kukar.

14. Persekabpas Pasuruan (2024–sekarang)
Pada 1 Desember 2024, Patrich bergabung dengan Persekabpas Pasuruan.

Karier Internasional

Patrich Wanggai juga memiliki pengalaman internasional dengan tim nasional Indonesia U-23, termasuk partisipasinya dalam SEA Games 2011. 

Perjalanan karier Patrich Wanggai mencerminkan dedikasinya dalam dunia sepak bola Indonesia, dengan pengalaman bermain di berbagai klub dan kontribusinya di level internasional.
Share:

Pieter Rumaropen Membesarkan Persiwa Wamena

Pieter Rumaropen adalah mantan pemain sepak bola Indonesia yang lahir pada 13 November 1983 di Kabupaten Biak Numfor, Papua. Ia dikenal sebagai gelandang yang tangguh dan menghabiskan sebagian besar kariernya bersama Persiwa Wamena, sebuah klub yang berbasis di Papua.

Karier Sepak Bola

Rumaropen memulai karier profesionalnya dengan Persiwa Wamena, di mana ia menjadi pilar penting tim tersebut selama bertahun-tahun. Sebagai gelandang, ia dikenal karena determinasi dan kemampuannya dalam mengatur permainan di lini tengah. Kontribusinya membantu Persiwa bersaing di kompetisi nasional, terutama di Liga Super Indonesia (ISL).

Insiden Kontroversial dan Sanksi

Pada 21 April 2013, dalam pertandingan ISL antara Persiwa Wamena dan Pelita Bandung Raya, Rumaropen terlibat dalam insiden yang mencoreng kariernya. Setelah wasit Muhaimin memberikan penalti kepada Pelita Bandung Raya pada menit ke-81, Rumaropen bereaksi dengan memukul wajah wasit tersebut. Akibatnya, wasit mengalami cedera dan harus digantikan, sementara Rumaropen langsung menerima kartu merah.

Tindakan agresif ini mendapat sorotan luas, bahkan diliput oleh media internasional. Komisi Disiplin PSSI awalnya menjatuhkan hukuman larangan bermain seumur hidup kepada Rumaropen. Ketua Umum PSSI saat itu, Djohar Arifin Husin, menilai hukuman tersebut pantas sebagai pelajaran bagi pemain lain untuk menjunjung tinggi fair play. 

Namun, Rumaropen merasa kaget dan menyatakan niatnya untuk mengajukan banding atas keputusan tersebut. Ia mengaku tidak berniat memukul wasit dan berharap sanksinya dapat diringankan. 

Pada 23 Mei 2013, Komisi Banding PSSI mengabulkan banding tersebut dan merevisi hukuman menjadi larangan bermain selama satu tahun serta denda sebesar Rp100 juta. Pertimbangan pengurangan hukuman termasuk usia Rumaropen yang mendekati 30 tahun dan posisinya sebagai tulang punggung keluarga. 

Kehidupan Setelah Sanksi

Setelah masa skorsing berakhir, Rumaropen kembali ke dunia sepak bola. Ia tetap bermain untuk Persiwa Wamena, meskipun klub tersebut terdegradasi ke Liga Premier Indonesia. Pada 2015, Persiwa menghadapi sanksi denda Rp100 juta karena menurunkan Rumaropen dalam pertandingan Divisi Utama saat ia masih menjalani hukuman. 

Selain karier sepak bolanya, Rumaropen juga dikenal sebagai ayah dari Diego Rumaropen, anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia yang gugur dalam tugas melawan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB). 

Karier Pieter Rumaropen mencerminkan perjalanan seorang atlet yang mengalami pasang surut, dari kontribusi signifikan di lapangan hingga menghadapi konsekuensi dari tindakan yang tidak sportif. Insiden tersebut menjadi pelajaran penting bagi dunia sepak bola Indonesia tentang pentingnya menjaga sikap profesional dan menjunjung tinggi fair play.
Share:

BOAZ SOLOSSA - SANG MUTIARA HITAM PEMAIN LOKAL DENGAN SEGUDANG PRESTASI

PON Papua : Juara 1 ( 2004 )
Persipura : Juara 1 Liga Indonesia (2005)
Persipura : Juara 1 Liga Indonesia (2008/2009)
Persipura : Juara 1 Community Shield (2009)
Persipura : Juara 1 Keraton Cup (2009)
Persipura : Juara 1 Liga Indonesia (2010/2011)
Persipura : Juara 1 SCTV Cup (2011)
Persipura : Juara 1 Inter islands Cup (2011)
Persipura : Juara 1 Liga Indonesia (2012/2013)
Persipura : Juara 1 Indonesia Soccer Championship (2016)

Persipura : Juara 2 Copa Indonesia (2006)
Persipura : Juara 2 Copa Indonesia (2007/2008)
Persipura : Juara 2 Copa Indonesia (2008/2009)
Persipura : Juara 2 Liga Indonesia (2009/2010)
Persipura : Juara 2 Liga Indonesia (2011/2012)
Persipura : Juara 2 Liga Indonesia (2013/2014)
Persipura : Semifinal AFC CUP (2014)

Top scorer : PON (2004)
Top scorer : Liga Indonesia (2008/2009)
Top scorer : Liga Indonesia (2010/2011)
Top scorer : SCTV CUP (2011)
Top scorer : Liga Indonesia (2012/2013)
Statistik Gol di AFC : 15 Gol (pada 3 edisi)

Pemain terbaik PON INDONESIA (2004)
Pemain terbaik liga Indonesia (2008/2009)
Pemain terbaik liga Indonesia (2010/2011)
Pemain terbaik liga Indonesia (2012/2013)

✍️ admin Mutiara Hitam : Bang Nap Franco
Share:

Yesaya Nickhanor Desnam

Yesaya Nickhanor Desnam, lahir pada 25 Juni 1985 di Merauke, Papua, adalah seorang mantan pemain sepak bola Indonesia yang berposisi sebagai bek tengah. Ia dikenal sebagai pemain pertama dari suku Asmat yang berhasil menembus tim nasional Indonesia. 

Karier Klub

1. PS Merauke (2005–2006)

Yesaya memulai karier profesionalnya bersama PS Merauke, di mana ia mencatat 20 penampilan tanpa gol. 

2. Persiwa Wamena (2006–2015)

Kariernya berlanjut di Persiwa Wamena, di mana ia menjadi andalan lini belakang dengan total 180 penampilan dan mencetak 5 gol. 

3. Bhayangkara FC (2015–2016)

Pada periode ini, Yesaya bergabung dengan Bhayangkara FC dan tampil dalam 19 pertandingan, menyumbang 3 gol. 

4. Perseru Serui (2016)

Ia kemudian memperkuat Perseru Serui dengan mencatat 10 penampilan tanpa gol. 

5. Kembali ke Persiwa Wamena (2017)

Yesaya kembali ke klub lamanya, Persiwa Wamena, dan bermain dalam 12 pertandingan sebelum memutuskan pensiun pada 1 Desember 2017. 

Karier Internasional

Yesaya Desnam mendapatkan kesempatan membela tim nasional Indonesia pada tahun 2010, dengan mencatat satu penampilan internasional. 

Gaya Bermain

Sebagai bek tengah, Yesaya dikenal memiliki postur tubuh yang tinggi (1,84 m) dan kemampuan bertahan yang solid. Kehadirannya di lini belakang memberikan keamanan bagi tim yang dibelanya. 

Prestasi dan Warisan

Meskipun tidak banyak informasi mengenai gelar yang diraih selama kariernya, pencapaian Yesaya sebagai pemain pertama dari suku Asmat yang bermain untuk tim nasional Indonesia merupakan inspirasi bagi generasi muda Papua untuk berkarier di dunia sepak bola. 

Setelah pensiun, kontribusi dan dedikasi Yesaya Desnam dalam sepak bola Indonesia tetap dikenang sebagai bagian penting dari perkembangan olahraga ini di tanah air.
Share:

Yohanes Ferinando Pahabol, yang akrab disapa Feri Pahabol

Yohanes Ferinando Pahabol, yang akrab disapa Feri Pahabol, lahir pada 16 Januari 1992 di Kabupaten Yahukimo, Indonesia. Ia dikenal sebagai penyerang sayap dengan postur mungil dan kelincahan yang memukau. 

Awal Karier

Karier sepak bola Feri dimulai di level junior bersama PS Soison pada tahun 2007. Ia kemudian bergabung dengan tim U-21 Persiwa Wamena pada periode 2008–2009, dan sempat memperkuat Persipura U-21 pada tahun 2009 sebelum kembali ke Persiwa U-21 hingga 2011. 

Karier Profesional

Persiwa Wamena (2010–2011): Feri dipromosikan ke tim senior Persiwa Wamena pada tahun 2010, mencatatkan 7 penampilan tanpa gol. 

Persidafon Dafonsoro (2011–2012): Pada akhir 2011, Feri bergabung dengan Persidafon Dafonsoro. Debutnya terjadi pada 1 Desember 2011 melawan PSPS Pekanbaru. Gol pertamanya untuk Persidafon dicetak saat melawan Persiba Balikpapan pada 14 Februari 2012. Selama musim tersebut, ia tampil dalam 30 pertandingan dan mencetak 15 gol. 

Persipura Jayapura (2012–2017): Feri bergabung dengan Persipura Jayapura pada tahun 2012 atas ajakan pelatih Jacksen Tiago. Selama periode ini, ia tampil dalam 111 pertandingan dan mencetak 23 gol. Bersama Persipura, Feri meraih gelar Liga Super Indonesia pada tahun 2013 dan Indonesia Soccer Championship A pada tahun 2016. 

Persebaya Surabaya (2018): Pada tahun 2018, Feri bergabung dengan Persebaya Surabaya, tampil dalam 25 pertandingan dan mencetak 3 gol. 

Kalteng Putra (2019): Feri melanjutkan kariernya bersama Kalteng Putra pada tahun 2019, dengan catatan 30 penampilan dan 4 gol. 

Kembali ke Persipura Jayapura (2020–2022): Feri kembali ke Persipura pada tahun 2020, bermain dalam 34 pertandingan dan mencetak 10 gol hingga tahun 2022. 

Persik Kediri (2022–2024): Pada Mei 2022, Feri bergabung dengan Persik Kediri, mencatatkan 41 penampilan dan 4 gol selama dua musim. 

Persibo Bojonegoro (2024–sekarang): Pada 5 September 2024, Feri resmi bergabung dengan Persibo Bojonegoro yang berlaga di Liga 2 Indonesia. 

Karier Internasional

Feri pernah memperkuat tim nasional Indonesia U-23 antara tahun 2013 hingga 2015, mencatatkan 10 penampilan dan 1 gol. Ia turut berkontribusi dalam perolehan medali perak pada ajang Pesta Olahraga Asia Tenggara 2013. 

Penghargaan

Klub:

Liga Super Indonesia: 2013 (Juara)

Indonesia Soccer Championship A: 2016 (Juara)

Internasional:

Medali perak Pesta Olahraga Asia Tenggara: 2013

Dengan perjalanan karier yang beragam dan kontribusi signifikan di berbagai klub, Yohanes Pahabol menunjukkan dedikasi dan konsistensi sebagai salah satu penyerang sayap andal di kancah sepak bola Indonesia.
Share:

Zah Rahan, Legiun Asing Pertama Peraih Best Player Liga Indonesia

Mengenal sosok Zah Rahan Krangar, pemain asing pertama yang meraih penghargaan Best Player di Liga Indonesia.

Pemain kelahiran Liberia 40 tahun silam tersebut memang sempat menjadi primadona di kompetisi Liga Indonesia, tepatnya pada tahun 2004 hingga akhir 2014.

Pada masa jayanya, Zah Rahan Krangar yang berposisi sebagai jendral di lini tengah tersebut dikenal lewat tenaganya yang tak kenal lelah dalam mengejar bola maupun berakselerasi ke kotak penalti lawan.

Bahkan dirinya sempat dibandingkan dengan mantan pemain Arsenal, Alex Song maupun gelandang Afrika lainnya yang memiliki kecepatan dan stamina serupa.

Memulai karier bersama Persekaba Badung pada tahun 2004 silam, kiprah Zah Rahan Krangar yang saat itu masih berusia 19 tahun sangatlah menawan dengan meraih empat gol dari 24 laga dalam semusim.

Empat gol yang diciptakan di musim perdana Liga Indonesia dicetak ke gawang Persijap Jepara (3-2), PSIM Yogyakarta (3-2), Persema Malang (1-1) dan juga PSSB Bireuen (3-1).

Sayangnya, Zah Rahan gagal membawa Persekaba melaju ke fase berikutnya. Persekaba mengakhiri perjalanan di peringkat sembilan wilayah barat, dengan torehan 29 poin dari 22 laga. 

Namun bakat Zah Rahan tercium oleh Persekabpas yang saat itu jadi musuh Persekaba. Saat mendapat tiket promosi ke Divisi Utama 2005, Persekabpas mengontrak Zah Rahan bersama pemain asing lain seperti Murphy Kumonple, Ruben Cecco hingga Alfredo Vera.

Selama semusim membela Sakera Warrior, Zah Rahan sukses mencetak 11 gol dari 24 pertandingan sekaligus membawa Persekabpas melaju hingga babak semifinal.

Gemilang bersama dua klub medioker, nama Zah Rahan semakin meroket hingga klub sebesar Sriwijaya FC tertarik mendatangkannya pada tahun 2007. 

Tidak perlu menunggu lama, pada musim pertamanya berseragam kuning, Zah Rahan langsung mempersembahkan gelar liga Indonesia serta membantu tim memenangkan Copa Indonesia.

Berkat penampilan impresifnya tersebut, Zah Rahan langsung diganjar penghargaan pemain terbaik musim 2007/08 sekaligus menjadi pemain asing pertama sukses meraih gelar tersebut.

Sebagai informasi, sepanjang bergulirnya penghargaan pemain terbaik sejak tahun 1994 silam, para pemain lokal sukses berjaya di daftar juara mulai dari Widodo C. Putro, Bima Sakti, Bambang Pamungkas hingga Ponaryo Astaman pernah meraihnya.

Barulah pada musim 2007/08 lalu nama Zah Rahan merusak dominasi, sekaligus jalan bagi pemain asing lain untuk merebut gelar Best Player Liga Indonesia.

Tercatat setelah Zah Rahan meraih best player musim 2007/08, terdapat empat pemain asing lain yang juga meraih gelar serupa yakni Keith Kayamba Gumbs (2012), Paulo Sergio (2017), Rohit Chand (2018) dan Renan Silva (2019).

Zah Rahan sendiri usai menjadi pemain terbaik 2007/08, masih melanjutkan kegemilangannya bersama Sriwijaya FC dengan mempersembahkan dua gelar Piala Indonesia musim 2008–09 dan 2010.

Tiga musim berseragam Sriwijaya, sang pemain akhirnya hengkang ke Persipura Jayapura musim 2010 lalu. Bersama skuad Mutiara Hitam, Zah Rahan berhasil mempersembahkan dua gelar Liga Indonesia serta Inter Island Cup.

Keberhasilan tersebut kemudian membuat klub Malaysia, Felda United tertarik mendatangkannya. Zah Rahan pun tampil di Liga Super Malaysia hingga tahun 2017, sebelum kemudian kembali ke Indonesia bersama Madura United.
Share:

Bio Paulin Bek yang disegani di Liga Indonesia

Bio Paulin Pierre, lahir pada 15 April 1984 di Nanga Eboko, Kamerun, memulai karir sepak bolanya di klub lokal Achille Sa'a pada tahun 2001. Setelah bermain untuk tim cadangan RC Lens di Prancis dan Union Douala di Kamerun, ia hijrah ke Indonesia pada tahun 2006 untuk bergabung dengan Mitra Kukar.

Karirnya mencapai puncak saat bergabung dengan Persipura Jayapura pada tahun 2007. Selama satu dekade bersama "Mutiara Hitam," Bio tampil dalam 227 pertandingan dan mencetak 21 gol. Ia berkontribusi besar dalam meraih tiga gelar Indonesia Super League (2008-09, 2010-11, 2013) dan beberapa trofi lainnya.

Pada 23 Maret 2015, setelah sembilan tahun berkarir di Indonesia, Bio resmi menjadi Warga Negara Indonesia. Ia kemudian dipanggil untuk memperkuat tim nasional Indonesia dalam pertandingan persahabatan melawan Myanmar pada 30 Maret 2015.

Setelah meninggalkan Persipura pada tahun 2017, Bio sempat bermain untuk Sriwijaya FC dan PSGC Ciamis. Cedera meniskus pada lutut kiri memaksanya menepi dari lapangan pada tahun 2019. Selama masa pemulihan, ia mengambil lisensi kepelatihan dan melatih tim Liga 3, Persitoli Tolikara, membawa mereka hingga babak 64 besar nasional. 

Pada Juli 2022, Bio kembali ke Persipura Jayapura sebagai asisten pelatih, bertekad membantu tim kembali ke Liga 1 setelah terdegradasi ke Liga 2. 

Selain karir sepak bola, Bio juga terjun ke dunia politik dengan mencalonkan diri sebagai anggota legislatif DPRD Kota Jayapura untuk Pemilu 2024, mewakili daerah pemilihan Abepura.

Perjalanan karir Bio Paulin mencerminkan dedikasi dan kontribusinya yang signifikan dalam dunia sepak bola Indonesia, baik sebagai pemain maupun pelatih.
Share:

Popular Posts

Recent Posts