• Orang Papua Minoritas dalam Air New Guinea ke Port Moresby

    Cukup menarik dan saya akhirnya menyadarkan diri bahwa memang jumlah orang Melanesia tidak dapat disamakan dengan total penduduk Jawa. Total orang Melanesia kurang lebih 25 juta kalau dibandingkan dengan penduduk Jawa lebih dari seratus juta lebih.

  • Kalau ke Denpasar Bali Jangan pakai Supir Bandara Tanpa Counter

    Saya sebenarnya sudah harus tahu hal ini, saya tidak boleh atau harus menghindari sekuat tenaga dalam yang saya miliki untuk tidak mengambil sopir yang pura-pura pakai identitas asli sopir bandara dan meminta langsung dia bawa tanpa menyebut harga atau sebelum negosiasi apa-apa.

  • Booking Group 10 Orang ke Atas di papua.click

    Di Papua.click tersedia fasilitas booking dalam kelompok, terdiri dari 10 orang ke atas.

  • Pengalaman Terbang Denpasar ke Port Vila Vanuatu

    Pengalaman saya terbang dari Denpasar Bali ke Port Vila Vanuatu penting saya bagikan karena pafa saat saya berangkat saya bawa dua botol minyak Yawy atau dipanggil dalam bahasa Indonesia sebagai buah merah.

  • Layanan PAPUA.click

    Guna mempermuda perjalanan anda ke mana saja di seluruh manca negara, papua.click hadi kehadapan anda, menawarkan paket tiket pesawat murah serta berbagai fasilitas perjalanan lainnya. papua.click juga menyediakan layanan pembelian pulsa dan berbagai layanan lainnya. Untuk selengkapnya silahkan kunjungi website kami di http://papua.click/

Ricky Kambuaya: Gelandang Papua yang Rendah Hati dan Penuh Perjuangan

Ricky Kambuaya adalah salah satu pemain sepak bola berbakat yang berasal dari Papua. Sebagai bagian dari Tim Nasional Indonesia, ia telah menunjukkan kemampuan luar biasa di lapangan hijau. Kecepatan, kelincahan, dan visi permainannya membuatnya menjadi andalan bagi tim Garuda.

Saat ini, Ricky berperan sebagai gelandang Timnas Indonesia dan baru-baru ini menjadi sorotan karena aksi-aksinya yang luar biasa di lapangan. Ia mampu memberikan umpan-umpan trik yang cerdas, meskipun tidak semuanya berujung gol. Namun, aksi-aksinya membuktikan bahwa ia adalah gelandang kreatif yang mampu membangun serangan berbahaya bagi tim.

Keberhasilan Ricky di lapangan bukanlah hasil instan. Ia telah bekerja keras untuk mencapai levelnya saat ini, bersaing dengan para pemain naturalisasi yang memperkuat Timnas. Dengan semangat pantang menyerah dan etos kerja tinggi, Ricky terus membuktikan bahwa pemain lokal juga memiliki kualitas yang bisa diandalkan.

Namun, di balik segala prestasinya, Ricky tetap menjadi sosok yang sederhana dan rendah hati. Saat tidak bermain sepak bola, ia mengisi waktu luangnya dengan berkebun dan berolahraga di kampung halamannya. Latihan fisik yang ia jalani tidak hanya terbatas di lapangan, tetapi juga melalui aktivitas alami seperti berlari naik turun gunung di desanya. Selain menjaga kebugaran, Ricky juga senang bekerja di kebun dan membantu keluarganya, menunjukkan kecintaannya pada tanah kelahirannya.

Ricky Kambuaya adalah contoh nyata bahwa kerja keras dan ketekunan dapat membawa seseorang menuju kesuksesan. Namun, yang membuatnya semakin dihormati bukan hanya kemampuannya di lapangan, tetapi juga sikap rendah hati dan rasa cintanya terhadap kampung halaman. Dengan bakat dan kerja kerasnya, Ricky berpotensi menjadi salah satu gelandang terbaik yang pernah dimiliki Indonesia.

#RickyKambuaya #PapuaBrazilnyaIndonesia #TalentaPapua #GarudaDiDada #SepakBolaIndonesia #MimpiAnakBangsa #BanggaPapua #SemangatGaruda #TimnasIndonesia #fyp #fbpro #foto
Share:

Flashback ketika Boaz Solossa dituduh tidak nasionalis

Flashback ketika Boaz Solossa dituduh tidak nasionalis karena menolak panggilan Timnas demi pemulihan cederanya yang belum sembuh total.

Dirinya menampik fitnah tersebut dengan mengatakan "Apa yang terjadi ini (cedera parah) membuktikan saya akan selalu total kalau dipercaya main untuk timnas. Jangan pernah mengatakan saya tak nasionalis," kata Boaz saat menjalani pemulihan cedera pada 2007.

"Saya pernah patah kaki 2 kali saat membela negara ini." Sambungnya.

Setelah kejadian tersebut beberapa tahun selanjutnya Boaz Solossa kembali dipanggil Timnas dan menjalani masa masa akhirnya bersama Timnas di Piala AFF.
Share:

Nelson Alom, Pemain Persipura

Nelson Alom, lahir pada 27 Oktober 1990 di Beoga, Kabupaten Puncak, Papua, adalah seorang gelandang bertahan yang dikenal atas dedikasinya dan kontribusinya dalam sepak bola Indonesia.

Awal Karier


Nelson memulai karier sepak bolanya di Sekolah Sepak Bola (SSB) Emsyk di Waena. Ia kemudian bermain untuk tim Pekan Olahraga Nasional (PON) Papua pada periode 2010–2012. Performa impresifnya membawanya ke Persipura Jayapura junior sejak 2007 hingga 2012, sebelum akhirnya dipromosikan ke tim senior pada tahun 2012.

Karier Profesional

Persipura Jayapura (2012–2017): Nelson menjadi bagian integral dari lini tengah Persipura. Pada final Liga Super Indonesia 2014, meski gagal mengeksekusi penalti yang berujung pada kekalahan timnya, ia bangkit dan berperan penting dalam meraih gelar juara Torabika Soccer Championship 2016.
Persebaya Surabaya (2018): Pada Desember 2017, Nelson memutuskan untuk mencari tantangan baru dengan bergabung ke Persebaya Surabaya. Sayangnya, cedera serius memaksanya absen panjang dan menjalani operasi pemasangan implan pada tulang rawan lutut. Akibatnya, ia memutuskan mundur sementara dari Persebaya untuk fokus pada pemulihan.
Kembali ke Persipura Jayapura (2021): Setelah berpetualang di Pulau Jawa, Nelson kembali ke Persipura pada Maret 2021. Kepulangannya disambut hangat oleh manajemen dan pelatih Jacksen Tiago, yang mempersiapkan tim untuk ajang Piala AFC.
PSBS Biak (2025): Pada tahun 2025, Nelson bergabung dengan PSBS Biak. Kedatangannya diharapkan dapat membawa pengalaman dan stabilitas di lini tengah tim tersebut.

Karier Internasional

Nelson mendapatkan panggilan untuk memperkuat tim nasional Indonesia di bawah asuhan Luis Milla pada tahun 2018. Pemanggilan ini menjadi bukti pengakuan atas performanya yang konsisten dan kemampuannya dalam menjaga keseimbangan lini tengah.
Dengan perjalanan karier yang penuh liku dan dedikasi tinggi, Nelson Alom terus menunjukkan semangat dan kontribusinya dalam dunia sepak bola Indonesia.
Share:

Patrich Steve Wanggai, lahir pada 27 Juni 1988 di Nabire

Patrich Steve Wanggai, lahir pada 27 Juni 1988 di Nabire, Indonesia, adalah seorang penyerang sepak bola profesional yang dikenal karena kontribusinya di berbagai klub Indonesia serta kiprahnya di tim nasional.

Karier Awal

Patrich memulai perjalanan sepak bolanya dengan bergabung di Persewon Wondama dan Perseman Manokwari. Pada tahun 2009, ia memulai karier profesionalnya bersama Persidafon Dafonsoro, bermain bersama kakaknya, Izaac Wanggai. 

Karier Klub

1. Persipura Jayapura (2012)
Setelah tiga musim bersama Persidafon, Patrich bergabung dengan Persipura Jayapura pada tahun 2012.

2. T-Team (2014)
Pada tahun 2014, Patrich mencoba peruntungan di luar negeri dengan bergabung ke T-Team di Malaysia.

3. Sriwijaya FC (2014–2015)
Setelah kembali ke Indonesia, ia menandatangani kontrak dengan Sriwijaya FC pada November 2014.

4. Karketu Dili (2016)
Pada awal 2016, saat liga Indonesia ditangguhkan, Patrich bergabung dengan Karketu Dili di Timor Leste dan menjadi pencetak gol terbanyak liga dengan 10 gol, membawa klub tersebut finis sebagai runner-up musim itu.

5. Madura United (2016)
Pada Agustus 2016, Patrich kembali ke Indonesia dan bergabung dengan Madura United.

6. Borneo FC (2017)
Pada tahun 2017, ia menandatangani kontrak dengan Borneo FC dan mencetak gol pertamanya melawan Persib Bandung pada 8 November 2017.

7. Sriwijaya FC (2018)
Patrich kembali ke Sriwijaya FC pada Januari 2018 dan mencetak gol pertamanya musim itu melawan Bhayangkara FC.

8. Persib Bandung (2018)
Setelah dilepas oleh Sriwijaya FC, Persib Bandung merekrut Patrich pada paruh musim 2018.

9. Kalteng Putra (2019)
Pada tahun 2019, Patrich bergabung dengan Kalteng Putra dan mencetak tujuh gol dalam 27 penampilan liga.

10. Persebaya Surabaya (2020)
Ia menandatangani kontrak dengan Persebaya Surabaya untuk musim 2020, namun musim tersebut dibatalkan karena pandemi COVID-19.

11. PSM Makassar (2021)
Pada tahun 2021, Patrich bergabung dengan PSM Makassar untuk Piala Menpora 2021.

12. RANS Cilegon (2021)
Kemudian, ia menandatangani kontrak dengan RANS Cilegon FC dan melakukan debut liga pada 28 September 2021 melawan Dewa United.

13. Sulut United (2021)
Pada 5 November 2021, Patrich pindah ke Sulut United dan mencetak gol pertamanya pada 10 November 2021 melawan Mitra Kukar.

14. Persekabpas Pasuruan (2024–sekarang)
Pada 1 Desember 2024, Patrich bergabung dengan Persekabpas Pasuruan.

Karier Internasional

Patrich Wanggai juga memiliki pengalaman internasional dengan tim nasional Indonesia U-23, termasuk partisipasinya dalam SEA Games 2011. 

Perjalanan karier Patrich Wanggai mencerminkan dedikasinya dalam dunia sepak bola Indonesia, dengan pengalaman bermain di berbagai klub dan kontribusinya di level internasional.
Share:

Pieter Rumaropen Membesarkan Persiwa Wamena

Pieter Rumaropen adalah mantan pemain sepak bola Indonesia yang lahir pada 13 November 1983 di Kabupaten Biak Numfor, Papua. Ia dikenal sebagai gelandang yang tangguh dan menghabiskan sebagian besar kariernya bersama Persiwa Wamena, sebuah klub yang berbasis di Papua.

Karier Sepak Bola

Rumaropen memulai karier profesionalnya dengan Persiwa Wamena, di mana ia menjadi pilar penting tim tersebut selama bertahun-tahun. Sebagai gelandang, ia dikenal karena determinasi dan kemampuannya dalam mengatur permainan di lini tengah. Kontribusinya membantu Persiwa bersaing di kompetisi nasional, terutama di Liga Super Indonesia (ISL).

Insiden Kontroversial dan Sanksi

Pada 21 April 2013, dalam pertandingan ISL antara Persiwa Wamena dan Pelita Bandung Raya, Rumaropen terlibat dalam insiden yang mencoreng kariernya. Setelah wasit Muhaimin memberikan penalti kepada Pelita Bandung Raya pada menit ke-81, Rumaropen bereaksi dengan memukul wajah wasit tersebut. Akibatnya, wasit mengalami cedera dan harus digantikan, sementara Rumaropen langsung menerima kartu merah.

Tindakan agresif ini mendapat sorotan luas, bahkan diliput oleh media internasional. Komisi Disiplin PSSI awalnya menjatuhkan hukuman larangan bermain seumur hidup kepada Rumaropen. Ketua Umum PSSI saat itu, Djohar Arifin Husin, menilai hukuman tersebut pantas sebagai pelajaran bagi pemain lain untuk menjunjung tinggi fair play. 

Namun, Rumaropen merasa kaget dan menyatakan niatnya untuk mengajukan banding atas keputusan tersebut. Ia mengaku tidak berniat memukul wasit dan berharap sanksinya dapat diringankan. 

Pada 23 Mei 2013, Komisi Banding PSSI mengabulkan banding tersebut dan merevisi hukuman menjadi larangan bermain selama satu tahun serta denda sebesar Rp100 juta. Pertimbangan pengurangan hukuman termasuk usia Rumaropen yang mendekati 30 tahun dan posisinya sebagai tulang punggung keluarga. 

Kehidupan Setelah Sanksi

Setelah masa skorsing berakhir, Rumaropen kembali ke dunia sepak bola. Ia tetap bermain untuk Persiwa Wamena, meskipun klub tersebut terdegradasi ke Liga Premier Indonesia. Pada 2015, Persiwa menghadapi sanksi denda Rp100 juta karena menurunkan Rumaropen dalam pertandingan Divisi Utama saat ia masih menjalani hukuman. 

Selain karier sepak bolanya, Rumaropen juga dikenal sebagai ayah dari Diego Rumaropen, anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia yang gugur dalam tugas melawan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB). 

Karier Pieter Rumaropen mencerminkan perjalanan seorang atlet yang mengalami pasang surut, dari kontribusi signifikan di lapangan hingga menghadapi konsekuensi dari tindakan yang tidak sportif. Insiden tersebut menjadi pelajaran penting bagi dunia sepak bola Indonesia tentang pentingnya menjaga sikap profesional dan menjunjung tinggi fair play.
Share:

BOAZ SOLOSSA - SANG MUTIARA HITAM PEMAIN LOKAL DENGAN SEGUDANG PRESTASI

PON Papua : Juara 1 ( 2004 )
Persipura : Juara 1 Liga Indonesia (2005)
Persipura : Juara 1 Liga Indonesia (2008/2009)
Persipura : Juara 1 Community Shield (2009)
Persipura : Juara 1 Keraton Cup (2009)
Persipura : Juara 1 Liga Indonesia (2010/2011)
Persipura : Juara 1 SCTV Cup (2011)
Persipura : Juara 1 Inter islands Cup (2011)
Persipura : Juara 1 Liga Indonesia (2012/2013)
Persipura : Juara 1 Indonesia Soccer Championship (2016)

Persipura : Juara 2 Copa Indonesia (2006)
Persipura : Juara 2 Copa Indonesia (2007/2008)
Persipura : Juara 2 Copa Indonesia (2008/2009)
Persipura : Juara 2 Liga Indonesia (2009/2010)
Persipura : Juara 2 Liga Indonesia (2011/2012)
Persipura : Juara 2 Liga Indonesia (2013/2014)
Persipura : Semifinal AFC CUP (2014)

Top scorer : PON (2004)
Top scorer : Liga Indonesia (2008/2009)
Top scorer : Liga Indonesia (2010/2011)
Top scorer : SCTV CUP (2011)
Top scorer : Liga Indonesia (2012/2013)
Statistik Gol di AFC : 15 Gol (pada 3 edisi)

Pemain terbaik PON INDONESIA (2004)
Pemain terbaik liga Indonesia (2008/2009)
Pemain terbaik liga Indonesia (2010/2011)
Pemain terbaik liga Indonesia (2012/2013)

✍️ admin Mutiara Hitam : Bang Nap Franco
Share:

Yesaya Nickhanor Desnam

Yesaya Nickhanor Desnam, lahir pada 25 Juni 1985 di Merauke, Papua, adalah seorang mantan pemain sepak bola Indonesia yang berposisi sebagai bek tengah. Ia dikenal sebagai pemain pertama dari suku Asmat yang berhasil menembus tim nasional Indonesia. 

Karier Klub

1. PS Merauke (2005–2006)

Yesaya memulai karier profesionalnya bersama PS Merauke, di mana ia mencatat 20 penampilan tanpa gol. 

2. Persiwa Wamena (2006–2015)

Kariernya berlanjut di Persiwa Wamena, di mana ia menjadi andalan lini belakang dengan total 180 penampilan dan mencetak 5 gol. 

3. Bhayangkara FC (2015–2016)

Pada periode ini, Yesaya bergabung dengan Bhayangkara FC dan tampil dalam 19 pertandingan, menyumbang 3 gol. 

4. Perseru Serui (2016)

Ia kemudian memperkuat Perseru Serui dengan mencatat 10 penampilan tanpa gol. 

5. Kembali ke Persiwa Wamena (2017)

Yesaya kembali ke klub lamanya, Persiwa Wamena, dan bermain dalam 12 pertandingan sebelum memutuskan pensiun pada 1 Desember 2017. 

Karier Internasional

Yesaya Desnam mendapatkan kesempatan membela tim nasional Indonesia pada tahun 2010, dengan mencatat satu penampilan internasional. 

Gaya Bermain

Sebagai bek tengah, Yesaya dikenal memiliki postur tubuh yang tinggi (1,84 m) dan kemampuan bertahan yang solid. Kehadirannya di lini belakang memberikan keamanan bagi tim yang dibelanya. 

Prestasi dan Warisan

Meskipun tidak banyak informasi mengenai gelar yang diraih selama kariernya, pencapaian Yesaya sebagai pemain pertama dari suku Asmat yang bermain untuk tim nasional Indonesia merupakan inspirasi bagi generasi muda Papua untuk berkarier di dunia sepak bola. 

Setelah pensiun, kontribusi dan dedikasi Yesaya Desnam dalam sepak bola Indonesia tetap dikenang sebagai bagian penting dari perkembangan olahraga ini di tanah air.
Share:

Yohanes Ferinando Pahabol, yang akrab disapa Feri Pahabol

Yohanes Ferinando Pahabol, yang akrab disapa Feri Pahabol, lahir pada 16 Januari 1992 di Kabupaten Yahukimo, Indonesia. Ia dikenal sebagai penyerang sayap dengan postur mungil dan kelincahan yang memukau. 

Awal Karier

Karier sepak bola Feri dimulai di level junior bersama PS Soison pada tahun 2007. Ia kemudian bergabung dengan tim U-21 Persiwa Wamena pada periode 2008–2009, dan sempat memperkuat Persipura U-21 pada tahun 2009 sebelum kembali ke Persiwa U-21 hingga 2011. 

Karier Profesional

Persiwa Wamena (2010–2011): Feri dipromosikan ke tim senior Persiwa Wamena pada tahun 2010, mencatatkan 7 penampilan tanpa gol. 

Persidafon Dafonsoro (2011–2012): Pada akhir 2011, Feri bergabung dengan Persidafon Dafonsoro. Debutnya terjadi pada 1 Desember 2011 melawan PSPS Pekanbaru. Gol pertamanya untuk Persidafon dicetak saat melawan Persiba Balikpapan pada 14 Februari 2012. Selama musim tersebut, ia tampil dalam 30 pertandingan dan mencetak 15 gol. 

Persipura Jayapura (2012–2017): Feri bergabung dengan Persipura Jayapura pada tahun 2012 atas ajakan pelatih Jacksen Tiago. Selama periode ini, ia tampil dalam 111 pertandingan dan mencetak 23 gol. Bersama Persipura, Feri meraih gelar Liga Super Indonesia pada tahun 2013 dan Indonesia Soccer Championship A pada tahun 2016. 

Persebaya Surabaya (2018): Pada tahun 2018, Feri bergabung dengan Persebaya Surabaya, tampil dalam 25 pertandingan dan mencetak 3 gol. 

Kalteng Putra (2019): Feri melanjutkan kariernya bersama Kalteng Putra pada tahun 2019, dengan catatan 30 penampilan dan 4 gol. 

Kembali ke Persipura Jayapura (2020–2022): Feri kembali ke Persipura pada tahun 2020, bermain dalam 34 pertandingan dan mencetak 10 gol hingga tahun 2022. 

Persik Kediri (2022–2024): Pada Mei 2022, Feri bergabung dengan Persik Kediri, mencatatkan 41 penampilan dan 4 gol selama dua musim. 

Persibo Bojonegoro (2024–sekarang): Pada 5 September 2024, Feri resmi bergabung dengan Persibo Bojonegoro yang berlaga di Liga 2 Indonesia. 

Karier Internasional

Feri pernah memperkuat tim nasional Indonesia U-23 antara tahun 2013 hingga 2015, mencatatkan 10 penampilan dan 1 gol. Ia turut berkontribusi dalam perolehan medali perak pada ajang Pesta Olahraga Asia Tenggara 2013. 

Penghargaan

Klub:

Liga Super Indonesia: 2013 (Juara)

Indonesia Soccer Championship A: 2016 (Juara)

Internasional:

Medali perak Pesta Olahraga Asia Tenggara: 2013

Dengan perjalanan karier yang beragam dan kontribusi signifikan di berbagai klub, Yohanes Pahabol menunjukkan dedikasi dan konsistensi sebagai salah satu penyerang sayap andal di kancah sepak bola Indonesia.
Share:

Zah Rahan, Legiun Asing Pertama Peraih Best Player Liga Indonesia

Mengenal sosok Zah Rahan Krangar, pemain asing pertama yang meraih penghargaan Best Player di Liga Indonesia.

Pemain kelahiran Liberia 40 tahun silam tersebut memang sempat menjadi primadona di kompetisi Liga Indonesia, tepatnya pada tahun 2004 hingga akhir 2014.

Pada masa jayanya, Zah Rahan Krangar yang berposisi sebagai jendral di lini tengah tersebut dikenal lewat tenaganya yang tak kenal lelah dalam mengejar bola maupun berakselerasi ke kotak penalti lawan.

Bahkan dirinya sempat dibandingkan dengan mantan pemain Arsenal, Alex Song maupun gelandang Afrika lainnya yang memiliki kecepatan dan stamina serupa.

Memulai karier bersama Persekaba Badung pada tahun 2004 silam, kiprah Zah Rahan Krangar yang saat itu masih berusia 19 tahun sangatlah menawan dengan meraih empat gol dari 24 laga dalam semusim.

Empat gol yang diciptakan di musim perdana Liga Indonesia dicetak ke gawang Persijap Jepara (3-2), PSIM Yogyakarta (3-2), Persema Malang (1-1) dan juga PSSB Bireuen (3-1).

Sayangnya, Zah Rahan gagal membawa Persekaba melaju ke fase berikutnya. Persekaba mengakhiri perjalanan di peringkat sembilan wilayah barat, dengan torehan 29 poin dari 22 laga. 

Namun bakat Zah Rahan tercium oleh Persekabpas yang saat itu jadi musuh Persekaba. Saat mendapat tiket promosi ke Divisi Utama 2005, Persekabpas mengontrak Zah Rahan bersama pemain asing lain seperti Murphy Kumonple, Ruben Cecco hingga Alfredo Vera.

Selama semusim membela Sakera Warrior, Zah Rahan sukses mencetak 11 gol dari 24 pertandingan sekaligus membawa Persekabpas melaju hingga babak semifinal.

Gemilang bersama dua klub medioker, nama Zah Rahan semakin meroket hingga klub sebesar Sriwijaya FC tertarik mendatangkannya pada tahun 2007. 

Tidak perlu menunggu lama, pada musim pertamanya berseragam kuning, Zah Rahan langsung mempersembahkan gelar liga Indonesia serta membantu tim memenangkan Copa Indonesia.

Berkat penampilan impresifnya tersebut, Zah Rahan langsung diganjar penghargaan pemain terbaik musim 2007/08 sekaligus menjadi pemain asing pertama sukses meraih gelar tersebut.

Sebagai informasi, sepanjang bergulirnya penghargaan pemain terbaik sejak tahun 1994 silam, para pemain lokal sukses berjaya di daftar juara mulai dari Widodo C. Putro, Bima Sakti, Bambang Pamungkas hingga Ponaryo Astaman pernah meraihnya.

Barulah pada musim 2007/08 lalu nama Zah Rahan merusak dominasi, sekaligus jalan bagi pemain asing lain untuk merebut gelar Best Player Liga Indonesia.

Tercatat setelah Zah Rahan meraih best player musim 2007/08, terdapat empat pemain asing lain yang juga meraih gelar serupa yakni Keith Kayamba Gumbs (2012), Paulo Sergio (2017), Rohit Chand (2018) dan Renan Silva (2019).

Zah Rahan sendiri usai menjadi pemain terbaik 2007/08, masih melanjutkan kegemilangannya bersama Sriwijaya FC dengan mempersembahkan dua gelar Piala Indonesia musim 2008–09 dan 2010.

Tiga musim berseragam Sriwijaya, sang pemain akhirnya hengkang ke Persipura Jayapura musim 2010 lalu. Bersama skuad Mutiara Hitam, Zah Rahan berhasil mempersembahkan dua gelar Liga Indonesia serta Inter Island Cup.

Keberhasilan tersebut kemudian membuat klub Malaysia, Felda United tertarik mendatangkannya. Zah Rahan pun tampil di Liga Super Malaysia hingga tahun 2017, sebelum kemudian kembali ke Indonesia bersama Madura United.
Share:

Bio Paulin Bek yang disegani di Liga Indonesia

Bio Paulin Pierre, lahir pada 15 April 1984 di Nanga Eboko, Kamerun, memulai karir sepak bolanya di klub lokal Achille Sa'a pada tahun 2001. Setelah bermain untuk tim cadangan RC Lens di Prancis dan Union Douala di Kamerun, ia hijrah ke Indonesia pada tahun 2006 untuk bergabung dengan Mitra Kukar.

Karirnya mencapai puncak saat bergabung dengan Persipura Jayapura pada tahun 2007. Selama satu dekade bersama "Mutiara Hitam," Bio tampil dalam 227 pertandingan dan mencetak 21 gol. Ia berkontribusi besar dalam meraih tiga gelar Indonesia Super League (2008-09, 2010-11, 2013) dan beberapa trofi lainnya.

Pada 23 Maret 2015, setelah sembilan tahun berkarir di Indonesia, Bio resmi menjadi Warga Negara Indonesia. Ia kemudian dipanggil untuk memperkuat tim nasional Indonesia dalam pertandingan persahabatan melawan Myanmar pada 30 Maret 2015.

Setelah meninggalkan Persipura pada tahun 2017, Bio sempat bermain untuk Sriwijaya FC dan PSGC Ciamis. Cedera meniskus pada lutut kiri memaksanya menepi dari lapangan pada tahun 2019. Selama masa pemulihan, ia mengambil lisensi kepelatihan dan melatih tim Liga 3, Persitoli Tolikara, membawa mereka hingga babak 64 besar nasional. 

Pada Juli 2022, Bio kembali ke Persipura Jayapura sebagai asisten pelatih, bertekad membantu tim kembali ke Liga 1 setelah terdegradasi ke Liga 2. 

Selain karir sepak bola, Bio juga terjun ke dunia politik dengan mencalonkan diri sebagai anggota legislatif DPRD Kota Jayapura untuk Pemilu 2024, mewakili daerah pemilihan Abepura.

Perjalanan karir Bio Paulin mencerminkan dedikasi dan kontribusinya yang signifikan dalam dunia sepak bola Indonesia, baik sebagai pemain maupun pelatih.
Share:

Popular Posts

Recent Posts