“Ini kan pasar, tetapi kenapa diam. Saya pikir kalau perusahaan yang ada datangkan Boeing, itu merupakan ruang untuk perusahaan penerbangan untuk lihat pasar ini,”kata Yigibalom kepada wartawan di Wamena baru-baru ini.
Menurut dia, perlu ada terobosan dan dikaji baik apa yang harus dilakukan oleh setiap perusahaan penerbangan, sehingga pada musim liburan seperti sekarang ini kebutuhan masyarakat bisa terlayani baik.
“Contoh, jika selama ini Wings Air yang punya jadwal terbang cuma dua kali, kalau bisa November dan Desember itu terbang empat kali dan diberikan peluang oleh otoritas setempat, begitu juga Trigana dan NAM Air,”ujar Yigibalom.
Ia menuturkan sebenarnya pesawat di setiap maskapai itu ada, namun jika jam terbang dibatasi hal itu juga yang perlu dikoordinasikan.
“Sehingga, kita berharap seperti Trigana atau maskapai lainya masukan pesawat yang lebih besar, tetapi masalahnya dia diberikan ijin juga oleh otoritas tidak untuk masuk terutama dari Bandara Sentani,” ujarnya.
Gubernur Papua, Lukas Enembe pun meminta sejumlah maskapai agar dapat juga melihat kondisi kemahalan tiket yang dialami, terutama hari-hari besar terutama memasuki Desember.
“Saya sudah minta kepala dinas perhubungan, agar operator penerbangan baik BUMN maupun perusahaan, coba layani masyarakat dengan baik. Desember selalu begini, harga selalu naik maka kepala dinas perhubungan sudah komunikasi dengan mereka,”
kata Enembe. (*)